Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 17:1-15
Jerusalem: Mzm 17:1-15 - Diburu dengan tak bersalah Seseorang yang tak bersalah sedikitpun berseru kepada Tuhan untuk melindungi terhadap musuh yang fasih, ganas dan sombong. Dengan berseru kepada keadi...
Seseorang yang tak bersalah sedikitpun berseru kepada Tuhan untuk melindungi terhadap musuh yang fasih, ganas dan sombong. Dengan berseru kepada keadilan Tuhan, Maz 17:1-2, pemazmur menyatakan diri tidak bersalah, Maz 17:3-5, dan meminta Allah yang berbelaskasihan supaya menolong, Maz 17:6-9; lalu ia menggambarkan keganasan musuh, Maz 17:6-9; lalu ia menggambarkan keganasan musuh, Maz 17:10-12, yang dari padanya Tuhan kiranya akan menyelamatkan pemazmur dan yang kiranya dihukum olehNya, Maz 17:13-14, sehingga pemazmur selamat dan bahagia, Maz 15.
Ende -> Mzm 17:1-15
Ende: Mzm 17:1-15 - -- Seorang jang sutji-murni dan jang dianiaja oleh musuh2 berseru kepada Allah,
agar Ia tjampur tangan dan menindas musuh2 itu. Orang itu menjerukan kepa...
Seorang jang sutji-murni dan jang dianiaja oleh musuh2 berseru kepada Allah, agar Ia tjampur tangan dan menindas musuh2 itu. Orang itu menjerukan kepada kesutjiannja: Ia tak bersalah serta setia kepada Jahwe.
Rupanja achirnja si pemohon mengarahkan pandangannja kepada hidup kekal (Maz 17:15).
Ref. Silang FULL -> Mzm 17:9
· yang mengepung: Mazm 109:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 17:8-15
Matthew Henry: Mzm 17:8-15 - Doa Meminta Belas Kasihan untuk Melindungi; Sifat Para Musuh Daud Doa Meminta Belas Kasihan untuk Melindungi; Sifat Para Musuh Daud (17:8-15)
Dalam ayat-ayat di atas kita dapat memperhatikan,
I. Apa yang didoaka...
Doa Meminta Belas Kasihan untuk Melindungi; Sifat Para Musuh Daud (17:8-15)
Dalam ayat-ayat di atas kita dapat memperhatikan,- I. Apa yang didoakan Daud. Setelah dikepung para musuh yang mengincar nyawanya, dia pun berdoa kepada Allah untuk meluputkannya dari segenap usaha mereka terhadapnya dan menghantarkannya ke takhta yang telah dipersiapkan baginya. Doa ini merupakan nubuat mengenai dipeliharanya Kristus dalam melewati segenap kesukaran di dalam keadaan-Nya yang hina menuju ke dalam keadaan-Nya yang mulia dan penuh sukacita. Doa ini juga menggambarkan pola bagi orang-orang Kristen untuk menyerahkan pemeliharaan jiwa mereka kepada Allah, mempercayai-Nya untuk menyelamatkan mereka, sehingga mereka masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Dia berdoa,
- 1. Supaya dirinya sendiri dilindungi (ay. 8): “Jagalah aku, lindungilah aku di dekat-Mu, di mana aku tidak akan bisa ditemukan atau didekati oleh mereka. Selamatkanlah jiwaku, jangan hanya selamatkan hidupku yang fana ini dari kematian, tetapi juga selamatkan rohku yang kekal ini dari segala dosa.” Orang-orang yang menempatkan diri di dalam perlindungan Allah dapat meminta keuntungan di dalamnya dengan iman.
- (1) Dia berdoa supaya Allah menjaganya,
- [1] Dengan segenap kehati-hatian seperti orang yang menjaga biji matanya, yang secara naluriah terjaga secara ajaib dan yang mendorong kita untuk menjaganya. Jika kita mematuhi perintah Allah sebagai biji mata kita (Ams. 7:2), kita dapat berharap bahwa Allah juga akan menjagai kita sedemikian rupa. Sebab, mengenai umat-Nya dikatakan bahwa siapa yang menjamah mereka, berarti menjamah biji mata-Nya (Za. 2:8).
- [2] Dengan segenap kelembutan seperti induk ayam yang mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya. Kristus juga menggunakan perumpamaan ini (Mat. 23:37). “Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, tempat di mana aku merasa aman dan hangat.” Atau, mungkin juga hal itu menggambarkan sayap kerubim yang menaungi tutup pendamaian: “Biarlah aku dibawa di bawah perlindungan anugerah yang mulia itu, yang hanya dimiliki oleh Allah Israel.” Apa yang didoakan Daud di sini digenapkan bagi Anak Daud, Tuhan kita Yesus, yang tentang-Nya dikatakan (Yes. 49:2) bahwa Allah menyembunyikan Dia di dalam naungan tangan-Nya, menyembunyikan-Nya seperti anak panah yang runcing dalam tabung panah-Nya.
- (2) Daud kemudian berdoa lagi, “Tuhan, jagailah aku dari yang jahat, dari orang-orang di dunia ini,”
- [1] “Sehingga aku tidak menjadi seperti mereka dan berbuat seperti yang mereka lakukan, tidak sepakat dengan nasihat mereka dan berdiri di jalan mereka, dan tidak ikut menikmati makanan mereka.”
- [2] “Sehingga aku tidak dihancurkan dan ditindas oleh mereka. Kiranya mereka tidak pernah berhasil melawanku. Jangan biarkan mereka bersorak-sorai atasku.”
- 2. Supaya semua rencana musuhnya untuk menjerumuskan dia ke dalam dosa atau kesukaran bisa dilumpuhkan (ay. 13): “Bangunlah, TUHAN! Tampillah bagiku, kecewakan dan hancurkanlah dia dengan kegagalan di depan mata kepalanya sendiri.” Ketika Saul memburu Daud, betapa seringnya dia meleset, bahkan pada saat dia merasa yakin akan dapat menangkapnya! Dan betapa kecewanya para musuh Kristus karena kebangkitan-Nya, padahal mereka begitu yakin sudah menang saat telah berhasil membunuh-Nya!
- II. Apa yang ia ungkapkan untuk menguatkan imannya di dalam permohonan-permohonan ini, dan juga dalam pengharapannya untuk cepat-cepat diluputkan dari bahaya. Dia mengungkapkan tentang,
- 1. Kekejian dan kejahatan para musuhnya: “Mereka begitu keji sampai-sampai tidak mungkin dihadapi seorang diri. Jika saja aku tidak diselamatkan melalui pertolongan Allah yang istimewa, aku pastilah sudah hancur. Tuhan, lihatlah betapa jahatnya orang-orang yang menindas, menyiksa, dan mengejar-ngejar aku itu.”
- (1) “Mereka begitu kejam dan mendendam. Mereka adalah musuh nyawaku, yang haus akan darahku, darah jantungku–musuh bagi jiwa,” begitulah arti kata itu. Musuh-musuh Daud berusaha sedapat mungkin untuk menjerumuskannya ke dalam dosa dan supaya dia berpaling dari Allah. Mereka menyuruhnya untuk pergi dan beribadah kepada allah lain(1 Sam. 26:19). Karena itulah, Daud memiliki alasan untuk berdoa melawan mereka. Perhatikanlah, musuh-musuh bagi jiwa kita merupakan musuh yang paling berbahaya, dan kita tidak boleh lengah dalam menghadapi mereka.
- (2) “Mereka sangat kuat dan tidak bermoral, kasar dan sombong (ay. 10): Mereka tidak menunjukkan belas kasihan. Mereka membungkus dan memagari diri dengan kehormatan, kuasa dan harta mereka sendiri, lalu memandang enteng Allah dan menantang penghakiman-Nya ( 73:7; Ayb. 15:27). Mereka berpesta-pora dalam kesenangan dan menjanjikan diri mereka sendiri bahwa esok hari akan sama seperti hari itu. Karena itulah mereka membual dengan mulut mereka, membangga-banggakan diri sendiri, menghujat Allah dan menginjak-injak umat-Nya, serta menghina mereka (Why. 13:5-6). “Tuhan, bukankah orang-orang seperti itu layak untuk dipermalukan dan direndahkan, serta diajari supaya tahu diri? Bukankah itu semua demi kemuliaan-Mu semata, jika Engkau memandang orang-orang yang sombong itu dan merendahkan mereka?”
- (3) “Mereka tidak mau berhenti dan tidak kenal lelah dalam melawanku: Mereka mengepung aku (ay. 9). Kini mereka telah berada di atas angin. Mereka telah mengelilingi kami, mereka telah mengepung setiap langkah kami dan menguntit ke mana pun kami pergi. Mereka mengikuti kami begitu dekat, seperti anjing pemburu yang mengikuti mangsanya, dan mengambil keuntungan dari kami, sebab mereka lebih banyak dan lebih cekatan untuk kami lawan. Akan tetapi mereka berpura-pura tidak melihat, dan mata mereka menunduk ke tanah seolah-olah mereka sedang merenung, berdiam diri sambil memikirkan hal lain”; atau (seperti yang dipikirkan beberapa orang), “Mereka begitu siaga dan awas dalam mengarahkan kejahatan mereka kepada kita. Mereka membidik dengan jitu dan tidak sudi membuang satu kesempatan pun dalam menjalankan rencana mereka.”
- (4) “Pemimpin mereka (yaitu Saul) begitu haus darah dan keji dalam mengatur dan merencanakan siasatnya (ay. 12), seperti singa yang bertahan hidup dengan memangsa korbannya dan selalu siap menerkam.” Bagi orang jahat, berbuat keji bagaikan makanan dan minuman saja, sebagaimana berbuat baik menjadi makanan dan minuman bagi orang baik. Dia seperti singa muda yang mengendap di tempat yang tersembunyi, menyamarkan rancangan-rancangan kejinya. Ungkapan itu begitu tepat ditujukan bagi Saul, yang terus memburu Daud di gunung batu Kambing Hutan(1 Sam. 24:3) dan di padang gurun Zif ( 26:2), di mana singa-singa biasanya mengendap-endap untuk menerkam mangsa mereka.
- 2. Kuasa Allah mengatasi mereka, untuk mengendalikan dan menahan mereka. Dia berujar,
- (1) “Tuhan, mereka itu adalah pedang-Mu. Masakan seorang ayah tega melihat pedangnya sendiri dipakai untuk menyiksa anak-anaknya?” Inilah alasan mengapa kita harus menanggung siksaan dari manusia dengan sabar, sebab mereka hanyalah alat yang diizinkan untuk menimpakan kesukaran (yang sebenarnya berasal dari Allah, yang kepada kehendak-Nya kita harus tunduk). Dengan begitu kita dapat dihiburkan dengan pengharapan bahwa murka mereka akan mendatangkan pujian bagi Allah dan sisanya akan Dia tahan. Mereka itu hanyalah pedang Allah yang dapat Ia pakai sesuka hati-Nya, yang tidak akan mampu bergerak tanpa-Nya dan akan Ia sarungkan kembali saat Ia telah selesai melakukan pekerjaan-Nya dengan pedang itu.
- (2) “Mereka adalah tangan-Mu, yang dengannya Engkau mendidik umat-Mu dan membiarkan mereka merasakan ketidaksenangan-Mu.” Daud mengharapkan keselamatan dari tangan Allah, sebab dari tangan Allah pulalah kesukaran itu datang. Una eademque manus vulnus opemque tulit – Tangan yang sama melukai dan menyembuhkan. Tidak ada cara untuk melarikan diri dari tangan Allah kecuali berlari kepada-Nya. Saat kita merasa gentar terhadap kekuasaan manusia, maka kita akan merasa terhibur ketika kita melihat kekuasaan manusia itu bergantung dan tunduk pada kuasa Allah (Yes. 10:6-7, 15).
- 3. Kemakmuran lahiriah mereka (ay. 14): Tuhan, tampillah melawan mereka, sebab,
- (1) “Mereka benar-benar mengabdi kepada dunia ini. Mereka tidak lagi peduli terhadap Engkau dan kebaikan-Mu. Mereka adalah orang-orang dunia ini, digerakkan oleh roh dunia ini. Mereka berjalan seturut dengan aliran dunia ini, cinta akan harta dan kesenangan dunia, dan bernafsu mengejar semuanya itu (dan hidup hanya untuk itu). Mereka senang menikmati semuanya itu, dan menjadikannya sebagai kebahagiaan mereka. Bagian mereka adalah dalam hidup ini. Mereka menganggap hal-hal baik di dunia ini sebagai yang terbaik dan cukup untuk membahagiakan mereka, dan mereka pun memilih semuanya itu. Mereka menempatkan sukacita mereka di dalamnya, dan menjadikannya sebagai tujuan utama mereka. Mereka berpuas di dalam semua itu dan jiwa mereka pun merasa nyaman karenanya. Mereka tidak mencari yang lebih dari itu, juga tidak peduli mengenai kehidupan yang lain. Hal-hal duniawi itu merupakan penghiburan mereka (Luk. 6:24), segala yang baik bagi mereka (Luk. 16:25), upah mereka (Mat. 6:5), uang yang telah disepakati (Mat. 20:13). Kini, Tuhan, akankah orang-orang dengan perangai seperti itu didukung dan dibiarkan melawan orang-orang yang menghormati Engkau, yang lebih memilih perkenan-Mu dibandingkan segala kekayaan dunia ini dan menjadikan-Mu bagian mereka?” ( 16:5).
- (2) Mereka memiliki kelimpahan dunia ini.
- [1] Mereka memiliki nafsu yang amat besar dan perlu terus-menerus dipuaskan: Perut mereka dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan. Perkara-perkara duniawi disebut sebagai harta, sebab demikianlah mereka dipandang orang. Namun, bagi jiwa, dalam perbandingan dengan berkat-berkat yang kekal, perkara-perkara itu hanyalah sampah. Perkara-perkara itu tersembunyi dalam beberapa bagian penciptaan dan tersembunyi untuk dipakai sesuai dengan kehendak Allah Sang Pemelihara. Mereka merupakan harta Allah yang tersembunyi, sebab bumi dengan segala kepenuhannya ini merupakan milik-Nya, sekalipun orang-orang dunia sering kali melupakan itu dan menganggap semuanya adalah milik mereka sendiri. Perut orang yang setiap hari makan dengan nikmatnya dikenyangkan dengan harta tersembunyi itu, dan hanya itu saja yang mereka dapat, yaitu perut yang kenyang (1 Kor. 6:13). Akan tetapi, jiwa mereka tidak akan dipuaskan, sebab hal-hal itu bukanlah makanan bagi jiwa dan tidak bisa memuaskannya (Yes. 55:2). Semuanya itu hanyalah sekam, abu, dan angin. Meski begitu, kebanyakan manusia menelannya begitu saja, sebab yang mereka pentingkan hanyalah perut mereka, bukannya jiwa mereka.
- [2] Mereka memiliki keluarga besar dan banyak harta untuk ditinggalkan bagi mereka: Anak-anaknya menjadi kenyang, tetapi ladang mereka tidaklah melimpah ruah. Mereka memang punya cukup banyak bagi diri mereka sendiri, dan sisanya mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka, untuk cucu-cucu mereka. Dan itulah sorga mereka, kebahagiaan mereka, segala yang mereka punya. “Tuhan,” kata Daud, “luputkanlah aku dari mereka. Biarlah aku tidak mendapat bagian bersama-sama dengan mereka. Luputkanlah aku dari rancangan yang mereka buat untuk melawanku, sebab oleh karena mereka memiliki banyak harta dan kekuasaan, tidak mungkin bagiku untuk menghadapi mereka, kecuali jika Tuhan ada di pihakku.”
- 4. Dia mengungkapkan kebergantungannya sendiri kepada Allah sebagai bagian dan kebahagiaannya. “Mereka mendapatkan bagian mereka dalam hidup ini, tetapi aku ini (ay. 15), aku bukanlah salah satu dari mereka, sebab aku hanya punya sedikit saja di dunia ini. Nec habeo, nec careo, nec curo– Aku tidak punya, tidak memerlukan, dan juga tidak memedulikan semua itu. Kebahagiaanku adalah untuk dapat memandang dan ada di hadirat Allah. Itulah yang kuharapkan dan yang kupakai untuk menghibur diriku. Jadi, pisahkanlah aku dari orang-orang yang bagiannya ada di dalam hidup ini.” Memandang wajah Allah dengan kepuasan dapat dianggap,
- (1) Sebagai tugas dan penghiburan kita di dunia ini. Dalam kebenaran, kita (diselubungi dengan kebenaran Kristus, memiliki hati yang suci dan hidup yang baik) harus memandang wajah Allah dengan iman dan selalu menempatkan-Nya di hadapan kita. Kita harus menjamu diri sendiri setiap hari dengan merenungkan keindahan Tuhan. Dan, saat kita bangun setiap pagi, kita harus puas dengan rupa Allah yang disediakan bagi kita di dalam firman-Nya, juga dengan rupa Allah yang digambarkan kepada kita melalui anugerah-Nya yang selalu baru. Pengalaman merasakan perkenan Allah dan keserupaan kita dengan-Nya akan memberi kita kepuasan yang lebih besar daripada yang diterima oleh orang-orang yang perutnya dikenyangkan oleh kesukaan lahiriah semata.
- (2) Sebagai upah dan kebahagiaan kita di dunia yang lain. Dengan penantian akan hal inilah Daud menutup mazmur sebelumnya, dan demikian pula dengan mazmur ini, bahwa kebahagiaan hanya disediakan dan dirancangkan bagi orang-orang benar yang telah dibenarkan dan dikuduskan. Mereka akan memiliki kebahagiaan itu saat mereka bangun, saat jiwa mereka bangun, dari kematian, dari masa tidur tubuh mereka, dan saat tubuh mereka bangun pada hari kebangkitan nanti, bangun dari tidurnya di dalam kubur.
- Keberkatan itu akan mencakup tiga hal berikut:
- [1] Penglihatan langsung akan Allah dan kemuliaan-Nya: Akan kupandang wajah-Mu, tetapi tidak samar-samar seperti di dunia ini. Di sana, pengenalan akan Allah akan disempurnakan dan pengertian kita akan diperluas dan dijadikan penuh dengannya.
- [2] Kita akan diubahkan sesuai dengan rupa-Nya. Kekudusan kita akan disempurnakan di sana. Hal itu diakibatkan oleh peristiwa yang mendahuluinya (1 Yoh. 3:2): Apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
- [3] Kepuasan yang lengkap dan sepenuhnya dari semuanya ini: Aku akan menjadi puas, dipuaskan dengan berlimpah-limpah. Tidak ada kepuasaan bagi jiwa selain kepuasan di dalam Allah, di dalam wajah dan rupa-Nya, di dalam kehendak baik-Nya bagi kita dan pekerjaan baik-Nya di dalam kita. Akan tetapi, kepuasaan itu pun tidak akan sempurna sampai kita tiba di sorga nanti.
SH: Mzm 17:1-15 - Kristen dan penderitaan (1) (Jumat, 9 Maret 2001) Kristen dan penderitaan (1)
Seorang filsuf besar, Albert Camus, mengatakan bahwa
kehidupan manusia tidak bermakna. Seluruh keberadaan
manusia adala...
Kristen dan penderitaan (1)
Seorang filsuf besar, Albert Camus, mengatakan bahwa kehidupan manusia tidak bermakna. Seluruh keberadaan manusia adalah absurd. Hal ini kentara sekali dari penderitaan orang yang tak berdosa. Karena itu ia tidak mengakui adanya Tuhan. Ia menganjurkan manusia memberontak dan memerangi ketidakadilan, penderitaan, dan maut. Ia tidak mau pasrah serta sabar dalam menantikan pengadilan Tuhan. Paham filsafat ini telah merasuki kehidupan manusia masa kini. Banyak orang menjadi pemberontak Allah ketika mengalami penindasan dan ketidakadilan. Apakah Kristen juga akan seperti manusia yang lain sebab menjadi Kristen di negara kita saat ini dapat disamakan dengan menjemput kesulitan dan masalah? Kita dapat terbebas dari pengaruh filsafat Camus dan tetap setia sebagai Kristen jika mau belajar dari resep Daud melalui mazmur ratapan kita hari ini.
Daud menyadari sepenuhnya bahwa kebenaran dan kesucian hidupnya (3-5), tidak menjamin bahwa ia akan terluput dari ketidakadilan dan penindasan (9-12) sebab ia memahami bahwa ia hidup dalam dunia yang seluruh sistemnya sudah jatuh ke dalam kuasa dosa. Pemahamannya ini mencegah dia untuk menjadi pemberontak. Sebaliknya ia secara penuh menyerahkan perkaranya kepada Pihak yang berkuasa dan berdaulat atas dunia yang berdosa ini yaitu Allah (2,6). Ia mempunyai keyakinan bahwa Allah adalah hakim yang adil dan yang menyertai orang-orang benar yang berserah kepada-Nya dalam menghadapi penindasan (7). Daud juga tidak iri akan keberhasilan secara materi para penindasnya. Bahkan ia memohon agar para musuh dan keturunannya dapat tetap menikmati kekayaan dunia (14) sebab bagiannya bukan menikmati kekayaan dunia melainkan kehadiran Allah yang akan memuaskan hidupnya (15). Jadi permohonannya kepada Allah agar Ia menindak para musuhnya (13) bukan dipengaruhi oleh nafsu balas dendam namun memberikan tempat kepada Allah untuk menjadi hakim atas perkaranya.
Renungkan: Pemahaman akan kehidupan di dunia ini serta peran Allah di dalamnya, dan hati yang selalu rindu untuk dikenyangkan oleh hadirat Allah bukan kekayaan materi, melainkan kunci bagi kita untuk tetap teguh berdiri menghadapi penindasan dan ketidakadilan. Bagaimana kita dapat memiliki kedua hal di atas sebab cepat atau lambat kita akan mengalami penindasan dan ketidakadilan di bumi ini?
SH: Mzm 17:1-15 - Doa mohon perlindungan (Minggu, 12 Januari 2003) Doa mohon perlindungan
Dalam zaman yang chaos ini, apa yang dapat dilakukan orang
benar? Mazmur ini memberikan kita model doa di tengah pergumul...
Doa mohon perlindungan
Dalam zaman yang chaos ini, apa yang dapat dilakukan orang benar? Mazmur ini memberikan kita model doa di tengah pergumulan sedemikian. Ada tiga inti kebenaran penting kita temukan dalam doa pemazmur.
Pertama, ia mendasari doanya atas pengujian Allah sendiri tentang ketidakbersalahannya (ayat 1-5). Memiliki hati nurani murni dan kesadaran tentang kehidupan kudus seperti yang disaksikan Roh dalam hati, tidak sama dengan merasa diri benar. Doa semacam ini lahir dari iman yang hidup yang kesungguhannya terwujud di dalam ketaatan kepada Allah.
Kedua, pemazmur memusatkan doanya kepada serangan pihak yang memusuhinya. Ia meminta tiga hal, agar Allah mendengar doanya, menyatakan diri-Nya untuk memberi pembebasan, dan melindungi pemazmur (ayat 6-8). Ia kini menggunakan lukisan mesra tentang sifat perlakuan yang diharapkannya dari Tuhan (ayat 8). Jelas bahwa ia mampu mengucapkan kata-kata demikian sebab ia memperhitungkan kasih setia Allah dan hubungan perjanjian Allah dengan umat-Nya.
Ketiga, ia meminta kelepasan bagi dirinya (umat Tuhan) dan penghukuman terhadap para pelaku kejahatan (ayat 13-15). Ada Tuhan yang akan menyatakan "hamba-Ku yang setia" kepada setiap orang yang bertahan dalam kehidupan yang benar, walaupun semua orang melawannya.
Renungkan: Manakah lebih berarti bagi Anda, sesuai dengan dunia meski melawan Tuhan atau serasi dengan Tuhan meski sedunia menentang?
SH: Mzm 17:1-15 - Minta keadilan (Kamis, 17 Januari 2008) Minta keadilan
Mamur ini merupakan ratapan pemazmur yang dikejar-kejar oleh musuh
yang tak kenal belas kasihan. Pemazmur meminta agar Allah
...
Minta keadilan
Mamur ini merupakan ratapan pemazmur yang dikejar-kejar oleh musuh yang tak kenal belas kasihan. Pemazmur meminta agar Allah bertindak menghakimi musuhnya (ayat 2), menyatakan kasih setia-Nya (ayat 7), menjalankan penyelamatan dan penghukuman-Nya (ayat 13-15).
Permohonannya agar Allah menghukum dengan adil didasarkan atas ketaatannya. Ia bukan mengklaim dirinya sempurna atau taat tanpa cacat. Namun sebagai orang beriman yang konsisten, ia berani diperiksa oleh Tuhan tentang kesetiaannya memelihara firman Tuhan dalam sikap dan tindakannya (ayat 3-4). Doa mohon Allah bertindak adil menghakimi musuh orang beriman layak didasari atas fakta ketaatannya. Akan tetapi, bukan berarti bahwa kebenaran kita adalah dasar untuk mendesak Tuhan membela kita. Penyebutan ketaatan yang telah dilakukan bukanlah dasar tambahan bagi orang beriman untuk beroleh pertolongan Tuhan. Semua adalah karena anugerah, yang dibuktikan orang beriman dalam hidup yang taat. Maka dasar satu-satunya bagi doa untuk memohon Tuhan bertindak adalah kasih setia Tuhan (ayat 6-7).
Pemazmur kemudian mengadukan kejahatan para musuhnya kepada Tuhan. Ia mohon Tuhan melindungi dia dari berbagai kejahatan musuh. Pemazmur meminta Tuhan memuaskan musuh-musuhnya dengan nafsu mereka (ayat 14). Bagi pemazmur, ini merupakan hukuman yang mengerikan. Lalu pemazmur meminta agar dapat memandang wajah Allah dalam kebenaran (ayat 15). Jika ia meminta supaya musuhnya "puas" (ayat 14) dengan keinginan mereka, maka ia akan "puas" (ayat 15b) dengan memandang rupa Tuhan. Kepuasan pemazmur bukan terletak pada dendam yang terbalaskan, melainkan pada perwujudan keadilan dan kasih setia Allah.
Bagaimana sikap kita ketika menghadapi kekelaman hidup? Adakah hasrat seperti doa pemazmur juga mengisi doa dan tindakan kita, yakni agar seluruf sifat Allah dinyatakan ke semua pihak, baik ke orang jahat dalam keadilan-Nya maupun ke orang beriman dalam kasih-Nya.
SH: Mzm 17:1-15 - Tuhan pembela kebenaran (Minggu, 8 Mei 2011) Tuhan pembela kebenaran
Apa yang mendasari argumen anak Tuhan ketika meminta Tuhan membela perkaranya? Tentu karena Tuhan adalah hakim yang adil. Pem...
Tuhan pembela kebenaran
Apa yang mendasari argumen anak Tuhan ketika meminta Tuhan membela perkaranya? Tentu karena Tuhan adalah hakim yang adil. Pemazmur meminta agar Tuhan membela perkara benar (1) dan ia yakin bahwa Tuhan akan menyatakan dirinya benar (2, 15).
Pemazmur yakin dirinya berada di pihak yang benar, oleh karena itu ia bersedia diperiksa lebih dahulu (3-5). Hakim yang adil pasti tidak akan tertipu oleh pengadu-pengadu palsu. Kalau ada dosa yang pemazmur telah lakukan, pasti Tuhan tahu. Lagi pula permohonan pembelaannya pasti sia-sia! Maka dengan keyakinan penuh, pemazmur memohon agar Tuhan menjawab sesuai kasih setia-Nya (6-8). Pemazmur yakin bahwa di hadapan Tuhan ia bagaikan biji mata yang berharga.
Kini pemazmur mengarahkan kepada musuh-musuhnya. Pemazmur memaparkan kejahatan mereka. Mereka mengancam hendak membinasakan dirinya (9-12). Sesuai keadilan Tuhan, pemazmur mengharapkan Tuhan memberi hukuman setimpal. Ayat 14b memang agak sedikit susah diterjemahkan. Ada dua kemungkinan arti. Pertama, 'mereka' menunjuk kepada orang-orang benar. Pemazmur minta tangan Tuhan menghukum orang dunia dan memberkati orang benar. Kedua, 'mereka' menunjuk kepada orang jahat. Artinya supaya Tuhan membiarkan mereka 'menikmati' jerih lelah kejahatan mereka bersama anak cucu mereka, tetapi tanpa penyertaan atau perkenan Tuhan. Mungkinkah mereka benar-benar bisa menikmatinya? "Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta ..., jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah" (Luk. 12:21).
Kita hendaknya tidak terlalu memusingkan orang yang tidak kenal Tuhan, meski hidup mereka terlihat aman-aman saja bahkan makmur. Tak perlu iri atau merasa tidak adil. Yang penting kita sendiri harus hidup benar di hadapan Tuhan. Pada waktu-Nya kelak Tuhan akan menyatakan kita benar!
SH: Mzm 17:1-15 - Minta Tuhan membela (Minggu, 3 Mei 2015) Minta Tuhan membela
Kita semua gelisah ketika melihat para pemimpin lembaga ad hoc yang diharapkan bisa memberantas korupsi, dikriminalisasi satu per...
Minta Tuhan membela
Kita semua gelisah ketika melihat para pemimpin lembaga ad hoc yang diharapkan bisa memberantas korupsi, dikriminalisasi satu persatu, supaya lembaganya menjadi impoten! Kita berharap agar presiden bisa bersikap tegas dalam membela yang benar.
Apa yang dialami oleh mereka yang terkriminalisasi juga dirasakan oleh Daud. Ia tahu musuh-musuhnya bersekongkol untuk menghancurkan dia. Ia tidak sanggup menghadapi mereka dengan kekuatannya sendiri. Karena itu, ia meminta Tuhan membelanya. Permintaan itu didasari keyakinan bahwa dirinya tidak bersalah, sehingga ia berani membawa perkaranya di hadapan Allah, Sang Hakim Agung! Allah sekaligus menjadi saksi bagi ketidakbersalahan dirinya (3-5) bahwa ia tetap setia mengikuti pimpinan Allah. Pada saat yang sama, Daud meyakini bahwa kasih setia Allah akan memeliharanya dari tangan para musuh (7-9).
Daud tahu bahwa musuh akan menggunakan segala daya untuk menghancurkan dia (10-12). Sebab itu, Daud memohon agar Tuhan meluputkan dia dari para musuh dan menghancurkan mereka tuntas (13-14). Baris-baris di ayat 14 bisa dimengerti sebagai suatu ironi bagi para musuh yang begitu lahap mencoba memuaskan hidup mereka dengan kejahatan, seolah mereka dan keturunannya akan terpuaskan. Namun sebenarnya kepuasan mereka semu karena hanya sebatas di dunia ini. Sedangkan Daud meyakini bahwa anak-anak Tuhan akan mengalami kepuasan sejati karena berada di hadapan Tuhan, Sang Pemilik dunia ini (15).
Orang yang mencari keadilan dan kebenaran di dunia ini pasti kecewa bahkan frustasi. Satu-satunya tempat sandaran kita ialah Allah, yang di dalam Kristus telah menegakkan keadilan dan kebenaran. Itulah kekuatan kita untuk bertahan tidak kompromi, bahkan berani menyuarakan keadilan dan kebenaran dengan bersandar pada Sang Hakim.
SH: Mzm 17:1-15 - Doa, Kekuatan Hidup Orang Percaya (Jumat, 11 Mei 2018) Doa, Kekuatan Hidup Orang Percaya
Mengapa kita perlu berdoa? Karena doa adalah komunikasi dengan Allah. Dalam doa, kita bebas mencurahkan seluruh isi...
Doa, Kekuatan Hidup Orang Percaya
Mengapa kita perlu berdoa? Karena doa adalah komunikasi dengan Allah. Dalam doa, kita bebas mencurahkan seluruh isi hati tanpa merasa akan disalahmengerti oleh Allah. Ia sangat peduli dan mau mengerti diri kita. Ia mau memberikan telinga-Nya untuk mendengarkan curahan hati umat-Nya. Di hadapan-Nya, semua orang sama nilai dan derajatnya. Ia bukan Allah yang tebang pilih. Ia sungguh adil adanya.
Daud adalah pribadi yang mau belajar hidup berkenan kepada Allah. Dalam berbagai mazmurnya, kita melihat Daud merupakan figur yang suka berdoa. Daud menyampaikan doanya kepada Tuhan dengan kejujuran dan ketulusan, baik menyangkut kepribadiannya, orang-orang di sekitarnya, termasuk juga orang-orang fasik dan orang-orang yang memusuhinya.
Saat berdoa, Daud berharap Tuhan mendengarkan seruan hatinya. Sebab apa yang diceritakan dan disampaikan kepada Allah itu benar. Ia tidak merekayasa cerita. Sebab Daud mengerti bahwa Allah itu mahatahu. Bahkan Daud mengatakan bahwa Tuhan menguji dan menyelidiki hatinya. Faktanya adalah Allah tidak akan menemukan kejahatan pada diri dan mulutnya. Karena Daud selalu berpegang pada firman-Nya. Ia senantiasa menjaga perilakunya terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan.
Dalam doanya, Daud memohon agar Tuhan menunjukkan kasih setia-Nya. Ia meminta agar Tuhan menyelamatkan dirinya dari para pemberontak. Ia berharap Allah mau menjaganya seperti biji mata-Nya dan menyembunyikannya dalam naungan sayap-Nya terhadap orang fasik. Tanpa pertolongan Allah, Daud pasti hancur menghadapi gempuran para musuhnya, yang laksana singa siap menerkam. Dalam kondisi seperti ini, Daud berdoa agar Tuhan bangkit melawan mereka dan meluputkannya dari maut.
Teladan baik yang diberikan Daud patut ditiru dan diadaptasi dalam kehidupan doa kita. Karena itu, berdoalah dengan ketulusan, kejujuran, dan sukacita. Sebab doa adalah kekuatan, sekaligus nafas, hidup orang percaya. [BK]
SH: Mzm 17:1-15 - Doa Kekuatan Kita (Sabtu, 19 Maret 2022) Doa Kekuatan Kita
Percayakah Anda bahwa doa memiliki kekuatan yang luar biasa bagi orang percaya? Dalam doa, ada kekuatan yang mampu mengalahkan keta...
Doa Kekuatan Kita
Percayakah Anda bahwa doa memiliki kekuatan yang luar biasa bagi orang percaya? Dalam doa, ada kekuatan yang mampu mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran akan pergumulan hidup.
Pemazmur sadar bahwa Allahlah satu-satunya yang mengetahui kebenaran sejati. Allah mengetahui dirinya yang tidak bersalah (3-5). Ia percaya bahwa Allah pasti akan membelanya dari berbagai ancaman orang fasik serta menyelamatkannya dari keinginan mereka untuk menghancurkannya (6-12). Oleh karena itu, ia menaikkan permohonan dengan kesungguhan hati agar Allah meluputkannya dari bahaya yang sedang dihadapinya (13-14).
Kehidupan doa pemazmur patut dijadikan teladan. Dalam segala keadaan ia selalu menaikkan doa kepada Allah. Bahkan saat keadaan sekeliling mengancam nyawanya, ia tetap berdoa dan percaya bahwa Allah pasti menolongnya. Meski perasaan takut dan gentar menerpa hati dan jiwanya, ia tahu kepada siapa ia harus datang dan berseru. Pengalaman mengajarnya untuk terus bergantung hanya pada Allah. Satu hal yang perlu ia lakukan adalah hidup dalam ketaatan kepada firman Allah. Manusia boleh mengancamnya dan berusaha membunuhnya. Namun, ia tetap percaya bahwa Allah adalah Hakim yang adil. Allah akan menjadi Pembelanya. Allah sendirilah yang akan menyatakan kebenaran dan keadilan.
Selain itu, doa ini sekaligus menjadi bukti relasi yang begitu dekat antara Allah dengan pemazmur. Kedekatan inilah yang mampu mengubah fokus pandangannya, dari bahaya dan ancaman yang mengerikan menjadi wajah Allah yang penuh rasa aman dan damai.
Mari kita bangun kembali kehidupan doa kita. Doa yang lahir dari pengenalan akan Allah dan relasi yang dekat dengan Allah. Dengarkan dan lakukan firman-Nya dengan taat dan setia. Dalam keadaan senang ataupun susah, berserulah kepada Allah. Pandanglah wajahnya, maka kita akan menemukan sukacita dan damai sejahtera di tengah segala pergumulan hidup yang kita hadapi. [MAR]
Baca Gali Alkitab 3
Ada banyak sekali hal yang bisa kita syukuri dalam hidup ini, dan sudah pasti semua itu adalah anugerah Tuhan. Salah satu hal yang patut kita syukuri adalah keselamatan yang Tuhan berikan. Kita diselamatkan dari keadaan bahaya yang bisa saja merenggut hidup kita kapan saja, juga diselamatkan dari orang-orang yang berniat jahat dan yang merancangkan kecelakaan kepada kita.
Pemazmur mengalami pertolongan Tuhan yang menyelamatkannya dari cengkeraman para musuhnya, terutama dari tangan Saul. Karena keselamatan itulah, ia menaikkan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan, Allah Penyelamat dan Pembebasnya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa saja ungkapan syukur yang dinaikkan pemazmur kepada Tuhan? Bagaimana ia menggambarkan Allah? (2-4)
2. Dengan apa pemazmur menggambarkan keadaannya? (5-6)
3. Kepada siapakah pemazmur berseru meminta pertolongan? Bagaimana respons Allah? (7)
4. Apa saja yang terjadi ketika Allah merespons seruan pemazmur? (8-13)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa pemazmur berseru kepada Allah? Apa yang ia yakini atas Allah?
2. Bagaimana Allah bisa menolong ketika Anda mengalami pergumulan?
Apa respons Anda?
1. Dengan apa Anda akan bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya?
Pokok Doa:
Mohon penyertaan dan pertolongan Tuhan ketika menghadapi pergumulan.
SH: Mzm 17:1-15 - Menikmati-Nya Lebih Lama Lagi (Sabtu, 13 April 2024) Menikmati-Nya Lebih Lama Lagi
Secara garis besar, mazmur ini terdiri dari tiga bagian.
Pertama, Daud berdoa memohon pembelaan Tuhan (1-5). Ia berani...
Menikmati-Nya Lebih Lama Lagi
Secara garis besar, mazmur ini terdiri dari tiga bagian.
Pertama, Daud berdoa memohon pembelaan Tuhan (1-5). Ia berani meminta keadilan karena ia yakin bahwa dirinya benar dan saleh.
Kedua, Daud menegaskan kebutuhannya yang mendesak akan pertolongan Tuhan (6-12). Dengan menggambarkan kekejaman musuh-musuhnya, ia berharap supaya Allah segera menolongnya.
Ketiga, Daud kembali menyerukan kebutuhannya akan pertolongan Tuhan. Namun, kali ini ia mendasarkan permohonan itu dengan membandingkan antara kenikmatan orang fasik dengan kenikmatan orang benar seperti dirinya (13-15). Orang fasik dipuaskan dengan hal-hal jasmani, tetapi orang benar dipuaskan dengan hadirat Allah.
Kegigihan Daud memohon kepada Allah sampai tiga kali menginspirasi kita untuk tekun berdoa. Kita harus terus berdoa meski situasi hidup kita tak kunjung berubah. Mengapa?
Karena manfaat yang terutama dari doa adalah menikmati hadirat Allah. Di dalam doa kita dipuaskan dengan Allah sendiri yang mendengarkan kita (15).
Kita berdoa bukan untuk memperoleh berkat-berkat jasmani semata sebab bukan itu tujuan utama kita. Maka, kita kurang setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa makin gencar kita berdoa, makin cepat Allah mengabulkan permohonan kita. Doa bukan alat untuk memaksa Tuhan!
Mulai sekarang marilah kita memandang doa sebagai kesempatan untuk mengalami hadirat Allah. Orang makin rajin berdoa biasanya ketika ia dirundung masalah yang berat. Kalau demikian, krisis dan kesesakan bisa jadi merupakan undangan dari surga agar kita kembali berjumpa dengan Allah. Sudahkah kita memenuhi undangan itu?
Memperbarui tekad untuk tekun berdoa adalah langkah awal dalam mencintai Allah dan mengejar hadirat-Nya. Bangunlah kembali mazbah doa pribadi yang sempat terlantar selama hari-hari kita dirundung kecemasan dan krisis hidup. Hadirilah persekutuan doa sebab di sana pun kita dapat mengalami perjumpaan dan penguatan dengan-Nya. Mari nikmati hadirat Allah dengan lebih lama lagi. [PHM]
Baca Gali Alkitab 7
Pemazmur menaikkan doanya kepada Allah agar Dia mau mendengarkan, memperhatikan, dan memberi telinga terhadap perkara yang dikemukakan dan dinyatakan olehnya dengan mulut yang bebas dari dusta.
Pemazmur berseru untuk mendapatkan keputusan yang adil dari Allah dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah. Allah sendiri telah menguji, memeriksa, dan menyelidikinya, dan mendapati bahwa benarlah ia tidak bersalah.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa permohonan pemazmur akan penghakiman Tuhan? (1-2)
2. Bagaimana pemazmur menggambarkan dirinya di hadapan Tuhan? (3-5)
3. Apa yang diharapkan pemazmur agar Tuhan lakukan? (6-8)
4. Bagaimana pemazmur menggambarkan orang fasik? (9-12)
5. Tindakan apa yang pemazmur harapkan dari Tuhan atas orang-orang fasik? (13-14)
6. Apa yang akan pemazmur lakukan dalam kontras dengan orang fasik? (15)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Cara hidup seperti apa yang dapat menghasilkan keyakinan akan kebenaran diri seperti pemazmur?
2. Bagaimana kita dapat senantiasa berharap dan berserah kepada keadilan Tuhan?
Apa respons Anda?
1. Yakinkah Anda akan kebenaran hidup Anda jika Tuhan mengujinya? Bagaimana tekad Anda untuk menjaga hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan?
2. Apa bentuk syukur Anda kepada Tuhan atas keadilan yang telah Dia nyatakan?
Pokok Doa:
Memohon agar Tuhan menyatakan keadilan-Nya di tengah-tengah bangsa kita.
Utley -> Mzm 17:6-12
Utley: Mzm 17:6-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 17:6-126 Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perk...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 17:6-12
6 Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. 7 Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib. ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. 8 Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu 9 terhadap orang-orang fasik yang menggagahi aku, terhadap musuh nyawaku yang mengepung aku. 10 Mereka tidak menunjukkan belas kasihan, mereka membual; 11 mereka mengikuti langkah-langkahku, mereka sekarang mengerumuni aku. mata mereka diarahkan untuk menghempaskan aku ke bumi. 12 Rupa mereka seperti singa, yang bernafsu untuk menerkam, seperti singa muda, yang mengendap di tempat yang tersembunyi.
Mazm 17:6-12 Bait ini menjelaskan tindakan Allah terhadap pemazmur dan tindakan lawan-lawannya.
- 1. Tindakan Allah
- a. dia berseru dan Tuhan menjawab, ay. Mazm 17:6
- b. Allah menunjukkan kasih perjanjian dan kesetiaan-Nya (yaitu, kasih setia, lihat Topik Khusus pada Mazm 5:7)
- c. Tuhan memberinya perlindungan (lihat catatan di Mazm 5:11)
- d. Tuhan memelihara / melindungi "biji mata saya" (sebuah ungkapan pemeliharaan yang lembut bagi seseorang yang khususnya sangat dekat, lih. Ul 32:16; Ams 7:2)
- e. Allah menyembunyikannya dalam naungan sayap-Nya (lihat Topik Khusus pada Mazm 5:11-12)
- 2. Tindakan-tindakan lawan
- a. mereka merampasnya (yaitu, membunuhnya), ay. Mazm 17:9
- b. mereka mengelilinginya, ay. 9b, 11a
- c. mereka menutup hati mereka (har. "kegemukan mereka [BDB 316] telah mereka tutup " [BDB 688, KB 742, Qal PERFECT], lih LXX, "kegemukan" digunakan dalam arti negatif tentang orang-orang dalam Mazm 73:3; 119:70)
- d. mereka berbicara dengan bangga melawan dirinya
- e. mereka mengarahkan mata mereka terhadap dirinya
- f. mereka mengoyak dia seperti seekor singa, ay. Mazm 17:12 Betapa kontras yang tajam!
- NASB NKJV "sendengkanlah telinga-Mu kepadaku" TEV, NJB."
- JPSOA "palingkanlah telinga-Mu kepadaku.
Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani, yang bila digunakan dalam doa, meminta YHWH untuk memalingkan / mencondongkan (lih. 2Raj 19:16; Yes 37:17, Dan 9:18; Mazm 31:2; 71:2; 86:1; 88:2; 102:2; 116:2).
YHWH, meskipun merupakan makhluk rohani non-fisik, dijelaskan dalam kosakata manusia. Lihat Topik Khusus pada antropomorfisme di Mazm 2:4-6. Manusia tidak memiliki kosakata kecuali yang berhubungan dengan planet ini dan kejasmanian mereka. Kosakata yang digunakan manusia untuk Tuhan atau alam spiritual selalu bersifat kiasan.
Mazm 17:7 Ayat ini memiliki serangkaian istilah teologis emotif yang kuat yang berhubungan dengan pribadi dan belas kasihan YHWH.
- 1. Tunjukkanlah yang ajaib - BDB 811, KB 930, Hiphil IMPERATIVE (lihat kata yang terkait BDB 810 di Mazm 33:22, lihat Topik Khusus pada Mazm 9:1)
- 2. kasih setia, Hesed YHWH - BDB 338 (lihat Topik Khusus pada Mazm 5:7) yang menunjukkan loyalitas dan kasih setia perjanjian-Nya
- 3. Juruselamat - BDB 446, Hiphil PARTICIPLE, yaitu, yang menyelamatkan, lih. Mazm 106:7,21
- 4. perlindungan - BDB 340, Qal PARTICIPLE, YHWH adalah benteng yang kuat dan perkasa bagi mereka yang berlindung pada-Nya, lih. Mazm 5:11; 18:2
□ "pada tangan kanan-Mu" Frasa ini bisa dipahami dalam beberapa pengertian.
- 1. tempat yang dekat dengan YHWH di mana orang yang membutuhkan berlindung, lih. NASB, TEV
- 2. sarana yang digunakan YHWH untuk membebaskan orang yang membutuhkan (yaitu, tangan kanan-Nya yang kuat, lih. NKJV, JPSOA, REB, lihat Topik Khusus: Tangan at Mazm 7:3-4)
- 3. hubungan yang erat antara pemazmur dan musuh-musuhnya (yaitu, rekan dekat, lih. NRSV)
Mazm 17:9 "orang fasik" Sulitlah untuk mengidentifikasi kelompok ini. Itu bisa menunjuk pada
- 1. mitra perjanjian yang, untuk tujuan mereka sendiri, menyerang si pemazmur
- 2. mitra perjanjian yang dengan sengaja melanggar perjanjian YHWH
- 3. bangsa-bangsa disekitarnya yang secara bodoh dan membabi buta mengikuti berhala dan bukan YHWH Hanya konteks dari Mazmur dan bait secara individulah yang dapat membantu pengidentifikasiannya. Saya tidak yakin "orang jahat" menyadari bahwa mereka seperti itu. Sering kali mereka berpikir mereka melayani Tuhan dalam tindakan mereka.
Dalam Mazmur ini mereka tampaknya kaya, orang Israel yang sukses yang melihat harta benda dan anak-anak mereka sebagai tanda perjanjian tentang persetujuan Allah.
Mazm 17:11 "mereka sekarang mengerumuni aku" MT memiliki KATA KERJA nya (BDB 685, KB 738) berbentuk TUNGGAL tetapi disejajarkan dalam baris berikutnya dengan sebuah KATA KERJA JAMAK. Jadi para ahli Masoret menaruh catatan pinggir (Qere) dan menyarankan hal itu dibaca sebagai suatu JAMAK (lih. NASB "kita" dalam ay. Mazm 17:11, baris a dan b).
Saya pikir bentuk TUNGGAL nya (MT) adalah yang terbaik. Mazmur ini merupakan sebuah ratapan individu, tetapi kemudian digunakan secara liturgis bagi seluruh masyarakat, yang begitu umum dalam Mazmur.
- NASB, NKJV "langkah-langkah ku."
- NRSV "mereka melacak saya."
- NJB "mereka maju.
Bahasa Ibrani dari ay. Mazm 17:11 dimulai dengan "langkah-langkah kita" (BDB 81, PLURAL FEMININE, אשׁוניר) tetapi oleh perubahan vokalnya, bisa menjadi sebuah KATA KERJA, "maju" (BDB 80, אשׁר), yang ada dalam satu naskah kuno Ibrani, cf. NRSV, NJB.
- NASB "mengusir kami ke bumi."
- NKJV "berjongkok turun ke bumi."
- NRSV "untuk menghempaskan aku ke bumi."
- TEV "untuk menarik saya ke bawah."
- NJB "melemparkan aku ke tanah."
- LXX "untuk mencondongkan ke tanah.
Peshitta "untuk mengubur saya di tanah.
KATA KERJA nya "menghempaskan" (Qal INFINITIVE CONSTRUCT) secara harfiah adalah KATA KERJA "memiringkan" (BDB 639, KB 692) yang digunakan dalam ay. Mazm 17:6, tapi di sini bahwa terjemahan itu tidak cocok dengan konteksnya. Ingat kata-kata memiliki makna hanya dalam konteks! Puisi memaksa kata-kata yang akan digunakan dengan cara yang unik.
Topik Teologia -> Mzm 17:9
Topik Teologia: Mzm 17:9 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
Pemeliharaan-Nya Me...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Pemeliharaan-Nya Memproteksi Orang-orang Percaya
- Kej 15:1 1Sa 25:29 2Sa 22:33 Ayu 5:11 Maz 4:9 Maz 9:10 Maz 12:8 Maz 16:5 Maz 17:7-9 Maz 18:36 Maz 23:1-6 Maz 28:8 Maz 29:11 Maz 34:8-9 Maz 46:6-8 Maz 56:4-5,12,14 Maz 57:2 Maz 59:17 Maz 61:4 Maz 91:1,3-4 Maz 116:6 Maz 119:114 Maz 121:3-8 Maz 125:2 Ams 3:25-26 Ams 14:26 Ams 18:10 Ams 29:25 Yes 40:11 Yes 41:10 Yes 43:1-2 Yoh 17:11-12,15 2Te 3:3 Ibr 13:6
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Berdoa kepada Allah
- Unsur-unsur Doa
- Permohonan
- Permohonan untuk Pelepasan dari Musuh-musuh
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.